Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak
nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji
hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”ASBAB AN-NUZUL”.
Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Dosen
Pebimbing dan teman – teman yang telah memberikan dukungan. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah
ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi
ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wasalamualaikum
Wr. Wb
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................................
1
Daftar isi ...................................................................................................................................
2
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................................
3
A. Latar belakang .....................................................................................................................
3
B. Rumusan masalah ................................................................................................................
3
C. Tujuan masalah ....................................................................................................................
3
D. Berbagai Hikmah turunya al’quran .....................................................................................
4
BAB
II PEMBAHASAN MATERI .......................................................................................
5
A. Pengertian asbab an-nuzul ...................................................................................................
5
B. Referensi asbab an-nuzul .....................................................................................................
6
C. Ungkapan-ungkapan asbab an-nuzul ...................................................................................
7
D. Urgensi dan kegunaan asbab an-nuzul ................................................................................
8
BAB
III PENUTUP ................................................................................................................
9
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................
9
B. Kritik dan Saran ...................................................................................................................
9
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al-Qur’an
bukanlah merupakan sebuah buku dalam pengertian umum, karena ia tidak pernah
diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad
SAW sesuai dengan situasi yang menuntutnya. Al-Qur’an sendiri sangat menyadari
kenyataan ini sebagai sesuatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan
pembantahnya (Q.S. Al-Furqan [25]: 32). Seperti yang diyakini sampai sekarang,
pewahyuan Al-Qur’an secara total dan secara sekaligus itu tidak mungkin karena
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada.
Sebagian
dari tugas untuk memahami pesan dari Al-Qur’an ini sebagai suatu kesatuan
adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang
paling dekat adalah kegiatan dan perjuanagn nabi selama dua puluh tiga tahun
dibawah bimbingan Al-Qur’an. Jadi apabila tidak memahami masalah ini, kita
tidak akan dapat memahami pesan Al-Qur’an sebagai suatu keutuhan. Dan orang
awam akan memahami ini sebagai suatu misunderstanding (kesalahpahaman) dalam
menangkap pesan-pesan yang terkandung didalamnya, jika hanya memahaminya dari
segi bahasanya saja, tanpa memahami dari segi konteks historisnya. Untuk
dipahami secara utuh, Al-Qur’an harus dicerna dalam konteks perjuanagn Nabi dan
latar belakang Perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang
berkenaan dengan Al-Qur’an harus menekankan pentingnya Asbab An-Nuzul.
B.
Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah
yang dimaksud Asbab An-Nuzul itu?
2.
Ungkapan-ungkapan apa saja yang digunakan dalam Asbab An-Nuzil?
3. Apa
urgensi-urgensi Asbab An-Nuzul dalam memahami Al-Qur’an?
C.
Tujuan masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat dikemukakan
tujuannya:
1. Apa
Hikmah dibalik Asbab An – Nuzul?
2. Agar
mengetahui apa yang dimaksud Asbab An – Nuzul ?
3. Agar
mengetahui ungkapan-ungkapan apa saja yang biasa digunakan dalam Asbab
An-Nuzul?
4. Agar
mengetahui urgensi-urgensi Asbab An-Nuzul dalam memahami Al-Qur’an.
D.
Berbagai Hikmah turunya al’quran
Asbabun Nuzul
(Sebab-Sebab Turunnya Ayat) Surat Al Qadr
Untuk
lebih memahami kandungan ayat-ayat Al Qur’an, kiranya diperlukan pengetahuan
ihwal latar belakang turunnya ayat-ayat Al Qur’an, atau yang sering disebut
asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya [suatu ayat]). Dengan mengetahui asbabun
nuzul suatu ayat, kita akan lebih memahami makna dan kandungan ayat tersebut,
serta akan terlepas dari keragu-raguan dalam menafsirkannya. Ibnu Taimiyyah
mengemukakan bahwa mengetahui asbabun nuzul suatu ayat dapat menolong kita
memahami makna ayat tersebut. Pengetahuan ihwal asbabun nuzul suatu ayat
memberikan dasar yang kokoh untuk menyelami makna suatu ayat Al Qur’an.
Dalam
sejarah dikemukakan bahwa para ulama salaf pernah mengalami kesulitan dalam menafsirkan
beberapa ayat Al Qur’an. Namun setelah mendapatkan asbabun nuzul ayat-ayat
tersebut, mereka tidak lagi mendapat kesulitan dalam menafsirkannya.
Asbabun Nuzul
(Sebab-Sebab Turunnya Ayat) Surat Al Qadr (1-3)
“Sesungguhnya Kami
telah menurunkan (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah
malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.” (QS. Al Qadr: 1 – 5)
Dalam
suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang
Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu
bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka
Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam
lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan
itu.
(Diriwayatkan oleh Ibnu
Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid)
Dalam
riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang
laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi
musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka
Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam
lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang
laki-laki dari Bani Israil tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu
Jarir yang bersumber dari Mujahid).
BAB II
PEMBAHASAN
MATERI
A. PENGERTIAN
ASBAB AN-NUZUL
Ungkapan
Asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab” dan “nuzul”. Secara
etimologi, asbab an-nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya
sesuatu. Meskipun segalafenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu dapat
disebut Asbab an-nuzul, dalam pemakaiannya ungkapan Asbab an-nuzul khusus
dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya
Al-Qur’an, seperti halnya Asbab al-Wurud secara khusus digunakan bagi
sebab-sebab terjadinya Hadist.
Banyak
pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama, diantaranya:
1.Menurut Az-Zarqani:
“Asbab
an-nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan
turunnya ayat Al-Qur’an yang berfungsi sebagai
penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”.
2.Ash-Shabuni:
“Asbab
an-nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut,
baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan
dengan urusan agama”.
3.Shubhi Shalih:
“Asbab
an-nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat
Al-Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa, sebagai respon atasnya
atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi”.
4.Mana’ Al-Qaththan:
“Asbab
an-nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Qur’an, berkenaan
dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa
pertanyaan yang diajukan kepada Nabi”.
“Selain itu Asbab An-Nuzul adalah
peristiwa yang terjadi pada zaman Rosulullah SAW. Oleh karena itu tidak boleh
ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan yang benar ( Naql As-Shohih ) dari
orang-orang yang melihat dan mendengar langsung turunnya ayat Al-Qur’an”.
Dari
definisi-definisi diatas dapat disimpulakn bahwa yang dimaksud Asbab An-Nuzul
adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an,
dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul dari kejadian tersebut.
B. REFERENSI
ASBAB AN-NUZUL
Mengenai asbab
al-nuzul dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk sebagai
berikut:
1.
Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa umum
Bentuk sebab turunnya ayat sebagai
tanggapan terhadap suatu peristiwa, misalnya riwayat Ibn Abbas bahwa Rasulullah
pernah ke al-Bathha, dan ketika turun dari gunung beliau berseru: “Wahai para
sahabat, berkumpullah!” ketika melihat orang-orang Quraisy yang juga ikut
mengelilinginya, maka beliau pun bersabda: “apakah engkau akan percaya, apabila
aku katakana bahwa musuh tengah mengancam dari balik punggung gunung, dan
mereka bersiap-siap menyerang, entah di pagi hari ataupun di petang hari?”
mereka menjawab: Ya, kami percaya, wahai rasulullah! Kemudian nabi melanjutkan,
“dan aku akan jelaskan kepadamu tentang beberapa hukuman,” maka Abu Lahab
berkata: “apakah hanya beberapa masalah seperti ini engkau kumpulkan kami,
wahai Muahammad?” Maka Allah kemudian menurunkan QS. al-Lahab (111): 1-5,
yaitu:
“Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasah. Tidaklah berpaedah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke
dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu baker. Yang
dilehernya ada tali dari sabut.”
2.
Sebagai tanggapan atas suatu peristiwa Khusus
Sebagai sebab turunnya ayat sebagai
tanggapan atas suatu peristiwa khusus adalah turunnya QS. al-Baqarah (2):
sebagaimana telah diuraikan terdahulu.
3.
Sebagai jawaban terhadap pertanyaan kepada Nabi
Asbab al-nuzul lainnya ada dalam bentuk
pertanyaan kepada Rasulullah, seperti turunnya QS. al-Nisa’ (4): 11, yaitu:
“Allah
mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan dan
jika itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan.”
C.
UNGKAPAN-UNGKAPAN ASBAB AN-NUZUL.
Peristiwa atau
pertanyaan yang disebut sebagai asbabun-nuzul itu terjadinya pada masa
Rasulullah, atau lebih khusus lagi, pada masa turunnya ayat-ayat Al-quran.
Dengan demikian asbabun-nuzul hanya dapat diketahui melalui penuturan para
sahabat Nabi yang secara langsung menyaksikan terjadinya peristiwa atau
munculnya pertanyaan sebab nuzul. Hal ini berarti, bahwa Asbabun-Nuzul haruslah
berupa riwayat yang dituturkan oleh para sahabat. Para sahabat dalam
menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan yang berbeda antara suatu peristiwa
dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan tersebut tentunya mengandung
perbedaan makna yang
memilikiimplikasi pada status sebab nuzulnya.
Macam-macam ungkapan/redaksi yang digunakan sahabat dalam mendeskribsikan sebab nuzul antara lain:
Macam-macam ungkapan/redaksi yang digunakan sahabat dalam mendeskribsikan sebab nuzul antara lain:
1. kata سبب (sebab). Contohnya seperti:
سَبَبُ نُزُوْلِ هَـذِهِ الاَ يَةِ كــذَا… (sebab turunnya ayat ini demikian …)
Ungkapan (redaksi) ini disebut sebagai redaksi yang sharih (jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini menunjukkan betul-betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak mengandung makna lain.
سَبَبُ نُزُوْلِ هَـذِهِ الاَ يَةِ كــذَا… (sebab turunnya ayat ini demikian …)
Ungkapan (redaksi) ini disebut sebagai redaksi yang sharih (jelas/tegas). Maksudnya, sebab nuzul yang menggunakan redaksi seperti ini menunjukkan betul-betul sebagai latar belakang turunnya ayat, tidak mengandung makna lain.
2. kata فـــ (maka). Contohnya seperti:
حَدَثَتَ كَذَا وَ كَذَا فَـنَزَلَت الآيَةُ (telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat). Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan penggunaan kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).
حَدَثَتَ كَذَا وَ كَذَا فَـنَزَلَت الآيَةُ (telah terjadi peristiwa ini dan itu, maka turunlah ayat). Ungkapan ini mengandung pengertian yang sama dengan penggunaan kata sababu, yakni sama-sama sharih (jelas/tegas).
3. kata في (mengenai/tentang). Contohnya
seperti:
نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ فِيْ كَذَا و كَـذَا … (ayat ini turun mengenai ini dan itu). Ungkapan seperti ini tidak secara tegas (ghairu sharih) menunjukkan sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan
نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ فِيْ كَذَا و كَـذَا … (ayat ini turun mengenai ini dan itu). Ungkapan seperti ini tidak secara tegas (ghairu sharih) menunjukkan sebab turunnya suatu ayat. Akan tetapi masih dimungkinkan
4. Sabab al-Nuzul mengandung
makna sebab dan makna lainnya, yaitu tentang hukum kasus atau persoalan yang
sedang dihadapi. Menurut al-Zarqani, satu-satunya jalan untuk menentukan salah
satu dari dua makna yang terkandung dalam ungkapan itu adalah konteks
pembicaraannya. Al-Zarqani menjelaskan bahwa jika ditemukan dua ungkapan
tentang persoalan yang sama, salah satu daripadanya secara nash menunjukkan
sebab turunnya suatu ayat atau sekelompok ayat, sedang lainnya tidak demikian,
maka diambil ungkapan yang pertama dan yang lainnya dianggap penjelasan bagi
hukum yang terkandung dalam ayat tersebut. Misalnya riwayat al-Bukhari dari Ibn
Umar. Ibn Umar berkata : ”Masalah mendatangi (menggauli)
perempuan-perempuan pada dubur mereka”.
Yang
mempunyai otoritas untuk mengungkapkan asbab nuzul ayat-ayat
Al-Quran adalah para sahabat Nabi, karena merekalah yang menyaksikan turunnya
ayat-ayat Al-Quran tersebut. Dengan demikian, pelacakan asbab nuzul harus
diakukan dengan mencari dan mempelajari perkataan-perkataan sahabat yang
mengungkapkan proses turunnya ayat-ayat Al-Quran itu,atau riwayat-riwayat yang
bermuara minimal para sahabat.
Kalau
perkataan sahabat tersebut juga mengungkapkan tentang perkataan atau perbuatan
Rasulullah yang berhubungan dengan turunnya ayat-ayat Al-Quran, maka
kedudukannya menjadi hadis marfu, dan sangat berpeluang untuk memperoleh
kualitas hadis sahih. Tetapi, kalau perkataan mereka itu, tidak menyinggung
sedikitpun tentang Rasulullah, maka hadisnya menjadi mauquf. Oleh sebab itu,
wajar kalau para sarjana ilmu Al-quran, kemudian menyimpulkan bahwa hadis-hadis
tentang asbab nuzul itu, pada umumnya lemah karena tidak
sampai pada Rasulullah.
D.
URGENSI DAN KEGUNAAN ASBAB AN-NUZUL
Az-Zarqani mengemukakan
bahwa urgensi Asbab An-Nuzul dalam memahami Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut:
1. Membantu
dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menangkap pesan-pesan
Al-Qur’an.
2. Mengatasi
keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum.
3. Mengkhususkan
hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an.
4. Mengidentifikasikan
pelaku yang menyebabkan turunya ayat Al-Qur’an.
5. Memudahkan
untuk menhapal dan memahami ayat, serta untuk memntapkan wahyu kedalam hati
orang yang mendengarnya.
Taufiq
Adnan Amal dan Syamsul Rizal Panggabean yang menyatakan bahwa pemahamn terhadap
konteks kesejarahan pra-Qur’an dan pada masa Al-Qur’an menjanjikan beberapa
manfat praktissebgai berikut:
1.
Membawa kepada
pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyari’atkan
agamanya melalui al-qur’an.
2.
Mempermudah kita
dalam mengidentifikasigejala moral dan sosial di masyarakat Arab ketika itu.
3.
Mempermudah
dalam mengidentifikasi dan menanagani permasalahan yang mereka hadapi.
4.
Membantu dalam
memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya.
5.
Dapat
menghindarkan kita dari praktek-praktek pemaksaan prakonsep dalam penafsiran.
6.
Dapat
mengkhususkan (Takhsis) hukum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa
yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan keumuman lafal.
7.
Diketahui pula
bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung dalam
ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang mengkhususkannya ).
8.
Diketahui ayat
tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa
membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan bagi
orang yang tidak bersalah.
9.
Akan mempermudah
orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam
ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Asbab An-Nuzul adalah
sebab turunnya Al-Qur’an dalam rangka memperjelas dan memahami isinya. Jadi
kita sebagai muslim ynag meyakini keberadaan Al-Qur’an sebgai pedoman hidup
kita dan sekaligus kitab suci kita, hendaknya dalam memahami belajar Al-Qur’an
tidak hanya segi bahasa saja tapi harus
segi historisnya agar tidak terjadi misunderstanding atau kesalahpahaman yang
dapat merusak kesucian atau kebenaran pesan-pesan Al-Qur’an itu sendiri. Itulah
gunanya mempelajari Asbab na-Nuzul ini.
B.
Kritik dan Saran
Kami
sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun demi
kelancaran proses pembelajaran dimasa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Kholil, manna Al-qotton. 1973. mabahis fi ulumil
qur'an. Makkah: Darus syaruq.
Abdul Wahid, Ramli.1994.ulumul
qur’an.Jakarta:Rajawali.
Al-khattan, Manna’ khalil.2001.Studi ilmu-ilmu
qur’an.Bogor:PT. Pustaka litera antar nusa.
Syadali, Ahmad.1997.Ulumul qur’an I.Bandung:CV.
Pustaka Setia.
Muhammad ‘Abd Al-‘Azhim Az-zarqani, Manahil Al-Irfan
fi ‘Ulum Al-Qur’an, Beirut, t.t., Jilid I, hlm. 106.